Semen mahal ini sebenarnya sudah dirasakan beberapa tahun yang lalu, namun puncaknya berada di tahun ini sehingga jika akan membeli satu sak semen saja di kabupaten Bintuni misalnya, uang yang harus dikeluarkan senilai 2 juta rupiah, bahkan lebih untuk transportasi dan lain-lain. Lalu apa sebenarnya penyebab kemahalan harga semen ini? Berikut ini akan dibahas seperti apa dan bagaimana caranya sehingga harga semen bisa semahal ini.
Akibat semen mahal
Dikarenakan masih kurangnya pembangunan infrastruktur di Papua dan Papua bagian Barat menyebabkan harga di daerah ini menjadi lebih mahal dibandingkan dengan daerah lainnya di pulau Jawa atau sekitarnya. Seorang warga menyatakan bahwa harga semen di bagian pedalaman Papua, seperti di distrik Moskona akan mencapai harga tertinggi. Jalan yang menuju Moskona kurang sekali, juga dengan medan yang ditempuh sangat sulit. Dapat diperkirakan bahwa perjalanan dari Manokwari menuju Moskona dapat menempuh 2 hari perjalanan dengan medan melewati hutan belantara.
Dikarenakan masih kurangnya pembangunan infrastruktur di Papua dan Papua bagian Barat menyebabkan harga di daerah ini menjadi lebih mahal dibandingkan dengan daerah lainnya di pulau Jawa atau sekitarnya. Seorang warga menyatakan bahwa harga semen di bagian pedalaman Papua, seperti di distrik Moskona akan mencapai harga tertinggi. Jalan yang menuju Moskona kurang sekali, juga dengan medan yang ditempuh sangat sulit. Dapat diperkirakan bahwa perjalanan dari Manokwari menuju Moskona dapat menempuh 2 hari perjalanan dengan medan melewati hutan belantara.
Sebenarnya perjalanan dari manokwari dan kota kota lain di Papua bisa memakai transportasi pesawat, akan tetapi harga tiket pesawat yang mahal membuat penduduk di sana memilih untuk jalur darat walaupun mereka harus menempuh perjalanan selama berhari-hari. Selain itu, jadwal pesawat tidak ada setiap waktu sehingga hal- hal yang bersifat insidental menjadi sulit untuk menemukan penerbangan. Biasanya penerbangan hanya dilakukan 2 sampai 3 kali sehari.
Karena kondisi fisik jalan di sini, bukan harga semen saja yang mahal. Harga-harga barang lain pun ikut naik dan tak jarang sulit untuk dibeli masyarakat Papua. Makanan dan sembako pun memiliki harga yang melambung sehingga banyak sekali penduduk yang memilih mengolah tanah mereka dan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Kondisi Papua memang berbeda dengan kondisi pulau lain yang ada di Indonesia secara umum. Kondisi daratan Papua masing ditutupi oleh hutan belantara dengan jalanan yang terjal dan berbatu. Selain itu, kontur daratannya pun lebih banyak naik turun dibandingkan dengan dataran yang bisa dijadikan jalan yang lurus atau tempat pembangunan infrastruktur yang memudahkan penduduk di sana.
Menilik kepada kondisi infrastruktur Papua yang belum juga mengalami perubahan yang berarti, tentu saja ada rasa pesimis bahwa Papua akan semakin maju dan dapat sejajar dengan kota kota lain yang ada di pulau lain. Ketidak merataan pembangunan ini tentu saja membuat Papua semakin tertinggal dan memerlukan usaha yang lebih untuk mendapatkan sesuatu yang sama seperti yang didapatkan oleh orang-orang di pulau lain.
Jika saja diadakan pembangunan infrastruktur secara besar besaran di Pulau Papua, maka kesempatan dan peluang Papua menjadi pulau yang memiliki kemajuan dan perkembangan yang sama dengan pulau lain akan semakin terbuka. Keadaan dimana semen mahal pun akan hilang karena harga semen akan sama dengan harga di tempat yang lain. Harapan ini tentu bukan harapan warga dan masyarakat Papua saja melainkan juga harapan seluruh rakyat Indonesia karena pada hakikatnya pembangunan yang merata benar benar harus terwujud.